Benarkah orang kurus bebas kolestrol? Pada umumnya pandangan di masyarakat adalah orang gemuk yang memiliki kolestrol lebih banyak dan lebih rentan terkena serangan jantung. Tetapi tahukah anda bahwa ternyata orang kurus juga tak luput dari kemungkinan yang sama?
Menurut dr. Dante Saksono H, SpPD, PhD, pakar kesehatan dari rumah sakit Mitra Keluarga Jakarta, kolestrol adalah lemak yang ada didalam darah, bukanlah lemak yang ada dibawah kulit. Riset dari Mayo Clinic di USA, pada 1.101 relawan wanita dengan kisaran wanita usia 41 tahunan mengungkap bahwa 54% relawan dinyatakan dalam bobot badan normal, namun kandungan kolestrol mereka malah sampai 30% diatas normal.
Menurut American Heart Association (AHA), orang yang tidak mudah gemuk mempunyai kecenderungan tidak mengerti akan bahaya kolestrol pada dirinya. Mengakibatkan, mereka kurang siaga pada tipe makanan yang dikonsumsi. Walau sebenarnya menurut AHA, tiada satu juga orang yang dapat mengonsumsi apapun yang disenanginya dapat terus sehat. Biasanya, makanan yang dikonsumsi mereka yang mempunyai tingkat kolestrol yang tinggi adalah makanan dengan lemak jenuh (lemak hewani) serta lemak trans. Apabila tipe makanan seperti itu terus menerus dikonsumsi dalam periode waktu panjang, akan menyebabkan kandungan kolestrol meningkat dalam tubuh.
Hal inilah yang menyebabkan yang bisa membuat penumpukan lemak dalam darah dan mengakibatkan peredaran darah tidak lancar, pembuluh darah menyempit, dan menganggu aliran oksigen pada darah sehingga timbul gangguan pada jantung. Selain itu, tidak hanya faktor makanan saja yang mempengaruhi, faktor genetika juga berperan dalam hal tersebut, tambah dr. Dedy Sudrajat Sp.PD, spesialis penyakit dalam dari Brawijaya Clinic Jakarta. Deddy menekankan, tingginya kadar kolestrol perlu diwaspadai karena menjadi salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner yang merupakan penyakit penyebab kematian nomor 1 didunia. Selain itu, kolestrol juga dapat dikorelasikan pada penyakit kardiovaskular lain.