Dapatkan tips Menarik Seputar Penyakit Jantung dan Kesehatan Jantung Beserta Solusinya

Caranya cukup isi form di bawah ini :
Nama Depan :
Alamat Email :


Sabtu, 24 Maret 2018

  Istilah gangguan irama jantung mungkin masih terdengar asing bagi sebagian masyarakat. Gejalanya yang berupa jantung berdebar-debar kerap dianggap sebagai hal ringan, bukan gangguan serius. Padahal, gangguan irama jantung yang dalam dunia medis disebut Artial Fibrilation (AFib) merupakan faktor terbesar dan tercepat pemicu stroke bagi manusia.



    Pemicu stroke dan serangan jantung itu ada banyak. Tapi umumnya masyarakat hanya tahu sebatas hipertensi dan diabetes. Jarang ada yang tahu tentang AFib. Umumnya Afib muncul pada seseorang secara tiba-tiba. Gejala berdebar pada jantung yang timbul juga memiliki rentang waktu yang bervariasi pada setiap orang. Ada yang muncul secara terus-menerus, ada yang muncul pada waktu-waktu yang  tidak dapat diperkirakan atau on-off ; ungkap dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Yoga Yuniadi, di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.

   Hal ini sering diabaikan, ketika gejala hilang, mayoritas orang akan menganggapnya aman dan tidak melakukan tindakan apapun termasuk memeriksakan diri ke dokter. Menurut penelitian yang dilakukan, setiap orang di dunia memiliki potensi terserang penyakit jantung. Tidak ada penyebab khusus seseorang menderita AFib. Namun, beberapa hal seperti usia diatas 65 tahun, riwayat penyakit hipertensi dan diabetes, serta kebiasaan mereokok dapat menyebabkan seseorang lebih rentan terserang AFib. Bahkan jika seseorang terkena AFib hanya dalam waktu 48 jam sudah dapat menyebabkan stroke

   Gejala lain yang dialami penderita Afib diantaranya kelelahan terutama saat olahraga, pusing, nafas pendek, lemah, dan nyeri dada. Untuk mengetahui secara pasti apakah seseorang mengalami gangguan irama jantung, pemeriksaan lengkap di rumah sakit harus dilakukan, termasuk pemeriksaan lengkap di rumah sakit harus dilakukan, termasuk pemeriksaan rekam jantung atau elektrokardiogram (EKG). Bila tarafnya masih ringan dan tidak membahayakan, umumnya pasien akan diberikan obat untuk menormalkan irama denyut jantung. Sementara itu pasien yang memiliki faktor resiko lebih daro satu sesuai hitungan CHADS2 Score akan diberikan obat pengencer darah untuk mencegah stroke.

Google analytics

My title page contents

viva log

facebook pixel

Blogroll

Popular Posts