Transplantasi jantung atau operasi cangkok jantung merupakan prosedur operasi pengangkatan jantung lama yang sudah tidak berfungsi lagi dan digantikan dengan jantung baru sehat yang berasal dari seorang pendonor. Tetapi untuk mendapatkan transplantasi jantung sangatlah tidak mudah, pasien harus mencari kecocokan terhadap donor jantung, kemudian pasien juga harus masuk dalam daftar tunggun pasien penerima donor jantung karena tidak banyak orang yang mau mendonorkan jantungnya, selain itu pengawetan jantung pun harus dilakukan dengan cara yang benar agar jantung pendonor bisa digunakan oleh penerima donor.
Adapun kriteria pasien yang bisa menerima donor jantung sebagai berikut :
1. Penyakit jantung koroner : penyempitan pada arteri yang menyumbat aliran darah ke jantung
2. Cardiomiopati : kelainan pada otot jantung yang merenggang, menebal, atau kaku
3. Kelainan jantung bawaan : pembentukan jantung yang tidak sempurna pada saat dalam
perkembangan janin
4. Gagal jantung : melemahnya otot jantung sehingga tidak dapat memompa darah dengan maksimal
Pasien tidak diizinkan untuk menerima donor jantung dan melakukan transplantasi jantung jika :
1. Usia pasien diatas 65 tahun karena dapat mempengaruhi kemampuan tubuh lamanya proses
pemulihan setelah transplantasi jantung
2. Memiliki riwayat sakit kanker, atau sakit lainnya yang dapat mempendek umur seorang pasien,
serta terinfeksi virus
3. Pasien yang memiliki kelebihan berat badan
Prosedur transplantasi ini bisa dilakukan jika dokter sudah menyetujuinya dan pasien sudah dalam kondisi yang sangat darurat dan memiliki harapan hidup yang sangat kecil. Prosedur yang harus dilalaui diantaranya :
1. Menemukan donor yang tepat
Hal ini tidak mudah, karena umumnya pendonor jantung adalah orang yang baru saja meninggal,
namun kondisi jantungnya dalam keadaan sehat. Sebagai contoh, orang yang meninggal karena
kecelakaan lalu lintas, atau karena kerusakan otak tetapi bagian organ-organ lain masih sehat.
Perpindahan donor jantung ini tidak boleh lebih dari 6 jam. Meskipun sudah menemukan donor
yang cocok, tetap banyak faktor yang perlu dicocokan seperti antibodi, ukuran jantung, golongan
darah, dan kemungkinan resiko yang dihadapi oleh pendonor.
2. Proses pencangkokan jantung
Dokter bedah jantung akan mengangkat jantung pasien dengan mentranseksi aorta, arteri
pulmonalis, serta vena cava superior dan inferior, lalu memisahkan bilik kiri, membiarkan dinding
belakang bilik kiri dengan vena pulmonalis. Kemudian menyambungkan jantung donor dengan
menjahitnya ke cava vena, aorta, arteri pulmonalis, dan bilik kiri pasien. Khusus untuk pasien
yang memiliki penyakit jantung bawaan, operasi cangkok akan dilakukan pada jantung dan paru-
paru.
3. Tetap melakukan perawatan terhadap jantung
Setelah dilakukan proses operasi, tidak menjamin bahwa efek samping dari operasi cangkok
jantung tidak ada. Dampak yang dirasakan setelah operasi jantung umumnya sebagai berikut :
- Efek samping pengobatan
penggunaan obat imunosupresan sebagai obat yang menekan sistem kekebalan tubuh seseorang
bertujuan untuk mencegah penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkokkan. Tetapi
penggunaan obat yang terus menerus ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
- Infeksi
Melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat pemakaian imunosupresan juga bisa menyebabkan
infeksi susah sembuh. Tidak heran jika para pasien yang melakukan prosedur ini akan dirawat di rumah sakit karena infeksi yang sulit sembuh di tahun pertama sesudah operasi
- Kanker
Potensi kanker juga akan meningkat karena sistem kekebalan tubuh menurun akibat konsumsi
obat imunosupresan. Kanker limfima non-Hodgkin adalah yang paling beresiko berkembang
saat anda menjalani pengobatan pascatransplantasi jantung.
- Masalah pada pembuluh arteri
Pembuluh arteri menebal dan mengeras adalah salah satu resiko setelah melakukan transplantasi
jantung. Ini bisa membuat sirkulasidarah di jantung tidak lancar dan bisa memicu seseorang
terkena serangan jantung, gagal jantung, atau gangguan ritme jantung.
- Jantung baru yang ditolak tubuh
Inilah adalah efek yang paling buruk dan berbahaya. Meskipun sebelum dilakukannya operasi
cangkok jantung, sudah berusaha menentukan pendonor jantung yang cocok dengan pasien. Hal
ini tetap tidak menjamin bahwa tubuh masih bisa menolak jantung baru yang dicangkok.
Tingkat keberhasilan operasi transplantasi jantung pada manusia sangat bergantung dengan faktor resiko sebelum transplantasi. Namun rata-rata, tingkat keberhasilannya bisa mencapai hampir 95%. Resiko kegagalan semakin tinggi jika pasien berusia 60 tahun ke atas dan reaksi panel antibodi yang tinggi. 30 hari pertama pasca operasi merupakan masa yang paling krusial. Tetapi jika pasien bisa melaluinya, maka hampir 90% mereka akan hidup hingga satu tahun pertama. Pasca operasi, selain harus teratur minum obat imunosupresan, pasien juga harus check up ke dokter 3-4 bulan sekali untuk memantau perkembangan jantungnya dan memastikan jantung baru tersebut dalam kondisi bisa diterima oleh tubuh.
Operasi cangkok jantung ini selain sulit, belum ada rumah sakit di Indonesia yang bisa melakukan prosedur operasi cangkok jantung sehingga anda harus melakukan pengobatan diluar negeri. Asumsi biaya yang dibutuhkan minimal bisa mencapai 1,5 miliar rupiah. Bahkan kalau anda memilih rumah sakit di USA, anda harus membayar minimal 11 miliar rupiah untuk biaya operasi cangkok jantung.
Biaya-biaya tersebut hanya perkiraan saja, umumnya masih disesuaikan dengan kebutuhan setiap pasien. Untuk solusi pendanaan biaya operasi transplantasi jantung dan rumah sakit anda bisa mempersiapkan dari sekarang, tidak ada yang tahu kapan musibah akan datang meskipun anda tidak memintanya. Alangkah bijaknya jika semua dipersiapkan diawal.
Baca juga : 5 jenis operasi jantung, berapa kisaran biayanya