Bahkan tak jarang, kita sering mendengar berita seseorang yang berusia muda meninggal dikarenakan terkena penyakit jantung yang pada umumnya menyerang orang dewasa.
Berdasarkan estimasi Kementerian Kesehatan tahun 2013, sebanyak 39% penderita jantung di Indonesia berusia 44 tahun ke bawah. Menariknya, 22% diantaranya berumur 15-35 tahun, yang merupakan masa fisik produktif dalam kehidupan manusia. Dan jumlah penderita jantung tertinggi ada pada kelompok usia 45-65 tahun.
Penyakit jantung terdiri dari beberapa jenis, salah satunya miokarditis. Miokarditis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada otot jantung atau miokardium, yaitu lapisan otot dinding jantung. Otot ini bertugas memompa darah masuk dan keluar dari jantung ke seluruh bagian tubuh. Jika otot tersebut meradang, darah tidak akan terpompa dengan baik, sehingga menyebabkan permasalahan seperti detak jantung yang tidak teratur, kesulitan bernapas, dan pada kasus ekstrem bisa terjadi pembekuan darah, serangan jantung, stroke, dan kerusakan jantung.
Miokarditis umumnya disebabkan oleh virus, bakteri, atau infeksi jamur. Saat infeksi berusaha menyerang, sistem imun melawannya dengan melepas zat kimia untuk melawan penyakit. Ini yang menyebabkan peradangan terjadi. Namun, peradangan malah bisa melemahkan jantung. Beberapa penyakit autoimun, seperti lupus, dapat menyebabkan sistem imun melawan jantung, menyebabkan radang dan kerusakan.
Miokarditis bisa berbahaya, karena dapat terjadi pada siapa saja, pada usia berapapun dan sering terjadi tanpa menunjukkan gejala apapun. Gejalanya sendiri sering menyerupai gejala flu, seperti kelelahan, demam, nyeri atau pembengkakan sendi, dan rasa sakit di dada. Hal ini dapat membuat miokarditis sulit didiagnosa. Miokarditis lebih sering menyerang orang sehat dan dianggap sebagai penyebab kematian mendadak pada orang dewasa muda.